Di era digital saat ini, perang siber telah menjadi isu yang semakin lazim. Salah satu kelompok yang terkenal di bidang ini adalah Tentara Siber Indonesia atau yang dikenal dengan Laskar89. Kelompok peretas ini telah terlibat dalam berbagai serangan siber terhadap situs web pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi lainnya.
Laskar89 adalah sekelompok hacker Indonesia yang beroperasi di bawah bendera nasionalisme dan patriotisme. Mereka mengaku memerangi korupsi dan membela kepentingan rakyat Indonesia. Nama kelompok Laskar89 mengacu pada tahun 1989, ketika Indonesia mengalami gejolak politik dan ketidakstabilan ekonomi.
Metode yang digunakan kelompok ini beragam, mulai dari merusak situs web yang berisi pesan politik hingga melancarkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) ke situs web pemerintah. Mereka juga diketahui membocorkan informasi sensitif dan melakukan serangan phishing untuk mencuri data pribadi.
Salah satu serangan paling terkenal yang dilakukan oleh Laskar89 adalah perusakan situs web Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tahun 2017. Kelompok ini mengganti halaman beranda dengan pesan yang mengecam korupsi di kepolisian dan menuntut reformasi.
Terlepas dari klaim mereka untuk memerangi korupsi, beberapa ahli percaya bahwa motivasi Laskar89 mungkin lebih kompleks. Beberapa orang berspekulasi bahwa kelompok tersebut mungkin memiliki hubungan dengan partai politik atau organisasi lain yang berupaya mengganggu stabilitas pemerintah.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah untuk menindak kejahatan siber, termasuk penangkapan beberapa anggota Laskar89. Namun, kelompok ini tetap aktif dan terus menjadi ancaman terhadap keamanan siber negara tersebut.
Menanggapi meningkatnya ancaman serangan siber, pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Siber dan Sandi Negara untuk meningkatkan pertahanan keamanan siber negara. Badan ini bekerja untuk memantau dan merespons ancaman dunia maya, serta mendidik masyarakat tentang cara melindungi diri mereka sendiri secara online.
Ketika peperangan siber terus berkembang, penting bagi negara-negara untuk memperkuat pertahanan keamanan siber mereka dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah serangan. Kasus Laskar89 menjadi pengingat akan bahaya yang ditimbulkan oleh penjahat siber dan pentingnya kewaspadaan di era digital.